Pengertian Iman
--------------------------
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat".
Para ulama salaf (terdahulu) menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut mayoritas ulama. Di antaranya; Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan ulama selainnya. (Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9.)
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Allah Subhanallah wata'ala berfirman :
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ
“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka (yang sudah ada).” QS. Al Fath [48] : 4
Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.”
Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” (Al Wajiz fii ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 101-102).
Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah (keyakinan-ed), perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.” (Fathul Baari Syarhu Shahih al-Bukhari, karya Ibnu Hajar Asqalani, I/60).
Rukun Iman
-------------------
Rukun Iman adalah pilar-pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits, sbb :
1. Iman kepada Allah Subhanahu wata'ala :
Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah (yakin bahwa Allah Ta'ala itu ada).
Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.
Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap meniadakan, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya dengan mahluk.
2. Iman kepada para malaikat Allah:
Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada para malaikat. Malaikat itu banyak dan tidak ada seorangpun yang tahu jumlahnya kecuali hanya Allah Subhanahu wata'ala saja.
Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya.
Orang islam wajib mengimami 10 malaikat yaitu: Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Rakib, Malaikat Atid, Malaikat Mungkar, Malaikat Nangkir, Malaikat Izrail, Malaikat Israfil, Malaikat Malik dan Malaikat Ridwan.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah:
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat Allah.
Mengimani bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT ada 4 (empat) yaitu: Kitab Taurat, Zabur, Injil dan yang terakhir adalah Kitab Suci Al-Qur'an.
Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur'an merupakan pembenar dan pelengkap kitab-kitab suci terdahulu.
4. Iman kepada para rasul Allah: Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
(قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ)
“Katakanlah ; “Kami beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 136).
5. Iman kepada hari akhir : Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6. Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk: Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu atas izin dari Allah. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka melalui kehendak Ilahi.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
(اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ)
"Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu, dan dia maha kuasa atas segala sesuatu". (QS. Az-Zumar: 62)
Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat.
@Ustadz_ Dody Kurniawan
Artikel
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment